Pada bulan Oktober, pasar global dan domestik mengalami rally yang dipicu oleh pemotongan suku bunga. Namun, volatilitas pasar juga meningkat didasari kekhawatiran akan laju pemangkasan suku bunga The Fed yang tidak secepat ekspektasi dan tingginya valuasi saham berkapitalisasi besar di Amerika Serikat. Di sisi domestik, pemerintah mengeluarkan program stimulus ekonomi melalui berbagai belanja sosial untuk kuartal empat 2025 dengan nilai Rp 46,2 Triliun. Selain itu, Bank Indonesia memutuskan untuk menahan suku bunga dan fokus pada peningkatan laju transmisi moneter melalui kebijakan makroprudensial. Kami optimis akan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diharapkan tetap terjaga momentumnya melalui belanja pemerintah, terutama pada program stimulus.
Overview
Bulan Oktober diwarnai sentimen yang lebih positif tapi tetap dibayangi dengan sikap hati-hati dari berbagai pelaku pasar, baik global maupun domestik.
Di sisi global, pertemuan Trump dan Xi Jinping di APEC Summit Korea Selatan telah menghasilkan gencatan senjata perang dagang selama satu tahun. AS sepakat menurunkan tarif untuk impor dari Tiongkok dan memangkas setengah tarif fentanyl, sementara Tiongkok kembali membeli produk agrikultur AS dan mengurangi pembatasan ekspor rare earth minerals. Langkah ini belum menyelesaikan ketegangan perang dagang sepenuhnya, tetapi meredakan kekhawatiran pasar, sehingga sentimen risiko membaik dan volatilitas pasar saham global menurun.
Di sisi moneter, The Fed menurunkan suku bunga sebesar 25bps ke level 3,75–4,00% dan mengumumkan akhir dari program penjualan US Treasury dari balance sheet The Fed. Hal ini memberikan sinyal perubahan postur The Fed yang tidak lagi melakukan quantitative tightening. Namun, kami melihat outlook The Fed yang lebih hati-hati, dengan Jerome Powell yang menyatakan bahwa pemotongan suku bunga pada bulan Desember ”bukan sesuatu yang pasti”. Hal ini menyebabkan berkurangnya keyakinan pasar akan potensi penurunan suku bunga di bulan Desember.
Pasar Indonesia memasuki masa yang lebih optimis yang didukung oleh outlook belanja pemerintah yang lebih baik. Berdasarkan APBN tercatat target belanja negara yang baru mencapai 63% dari target tahun 2025 dengan defisit 1,56% PDB. Hal ini memberikan ruang gerak fiskal yang dapat disalurkan dalam bentuk belanja sosial. Pemerintah telah mengumumkan program stimulus baik dalam bentuk BLT dan program lainnya seperti program magang yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan daya beli masyarakat. Menuju akhir 2025, pemerintah menganggarkan pengeluaran sosial sebesar Rp 43,6 Triliun.
Bank Indonesia menahan suku bunga acuan di 4,75%. Pada RDG ini Bank Indonesia menyatakan perubahan fokus untuk meningkatkan transmisi keuangan dengan kebijakan makroprudensial. Salah satunya adalah insentif pengurangan Giro Wajib Minimum bagi bank yang menurunkan suku bunga kredit. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan transmisi keuangan melalui jalur suku bunga dengan harapan adanya peningkatan pertumbuhan kredit.
Topic of discussion
- Inflasi
- PMI Manufacturing dan Indeks Keyakinan Konsumen
- Data moneter
- Penjualan mobil dan motor
- Analisa kondisi makro ekonomi dan kondisi pasar modal
- Rekomendasi aset alokasi
Rekomendasi
Di bulan Oktober 2025, kami merkomendasikan alokasi asset sebesar 7,5% kas, 45% saham, dan 47,5% obligasi. Kami merekomendasikan melakukan rotasi dari saham ke obligasi dan pasar uang untuk melakukan take profit. Hal ini sejalan dengan aksi take profit akhir tahun yang biasa terjadi pada saham small mid cap.
Kami melihat siklus pemotongan suku bunga saat ini masih akan berlanjut sehingga menjadi sentimen positif baik secara global maupun domestik. Kami merekomendasikan investasi global melalui RD MGSED, yang berinvestasi pada saham kapitalisasi besar AS, seperti Apple, Amazon, dan Alphabet. Untuk pasar domestik, kami merekomendasikan produk RD MITRA, RD MITRAS, dan RD ASEAN5 yang berinvestasi pada kombinasi saham large-caps dan small-mid caps dengan pilihan saham yang memiliki fundamental yang baik.
Siklus pemotongan suku bunga tersebut juga berpengaruh positif pada pasar obligsasi. Kami merkomendasikan MIDU dengan strategi short-duration dan porsi obligasi korporasi untuk mengunci yield dan dividen untuk antisipasi tren penurunan suku bunga. Kami juga merekomendasikan MIDO 2 untuk memperoleh capital gain melalui strategi durasi fleksibel. Untuk likuiditas jangka pendek kami merekomendasikan produk pasar uang berupa RD MIPU dan RD MMUSD yang memiliki return di atas deposito dan inflasi.

Rekomendasi Produk
Saham
- Mandiri Investa Cerdas Bangsa (MICB) – Kelas A
Saham LQ45, Mayoritas saham kapitalisasi besar, dan Denominasi Rupiah - Mandiri Investa Equity Asean 5 Plus (MANSEA5)
Saham domestik & global, All cap fund, dan Denominasi Rupiah
Saham Global
- Mandiri Global Sharia Equity Dollar (MGSED) – Kelas A
Saham global, Denominasi USD, dan Kerjasama dengan JP Morgan AM - Mandiri Asia Sharia Equity Dollar (MASED) – Kelas A
Saham Asia dan Denominasi USD
Index
- Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG (FTSEESG) – Kelas A
Saham domestik, Denominasi Rupiah, Berorientasi ESG, dan Pengelolaan pasif - Mandiri ETF LQ45 (XMLF)
Tracking error rendah, Transaksi jual/beli dapat di lakukan setiap saat, dan Nilai transaksi real time
Pendapatan Tetap
- Mandiri Investa Dana Utama (MIDU)
Obligasi pemerintah & korporasi, Pembagian dividen bulanan, dan Durasi: pendek (< 4 tahun) - Investa Dana Dollar Mandiri (IDAMAN)
Obligasi pemerintah USD (INDON), Durasi menengah – panjang, dan Denominasi USD
Campuran
- Mandiri Investa Syariah Berimbang (MISB)
Obligasi Syariah (Sukuk), Durasi pendek – menengah
Pasar Uang
- Mandiri Investa Pasar Uang (MIPU)
Instrumen Pasar Uang dengan segmen Jangka Pendek - Mandiri Money Market USD (MMUSD)
Instrumen Pasar Uang dan Denominasi USD
| PRODUK | 3M PERFORMANCE | YTD PERFORMANCE |
|---|---|---|
| Saham | ||
| MICB A | +4.65% | +2.30% |
| ASEAN5 | +6.53% | +1.90% |
| Saham Global | ||
| MGSED A | +2.85% | +9.56% |
| MASED B | +6.32% | +10.24% |
| Indeks | ||
| FTSE ESG A | +1.70% | +4.05% |
| XMLF | +4.30% | +6.40% |
| Pendapatan Tetap | ||
| MIDU | +1.02% | +8.00% |
| IDAMAN | +1.56% | +6.06% |
| Campuran | ||
| MISB | +9.51% | +21.14% |
| Pasar Uang | ||
| MIPU | +1.00% | +4.02% |
| MMUSD | +0.69% | +2.75% |
*Data diatas adalah data per tanggal 27 November 2025
Untuk membaca hal-hal yang terjadi di bulan September 2025 yang mempengaruhi ekonomi secara makro selengkapnya disini:
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Written by




Leave a Reply