Kinerja Pasar:
-
Indeks Utama: Pasar global terkoreksi setelah reli akibat pemangkasan suku bunga The Fed. S&P500 -0,3% WoW, Nasdaq -0,65% WoW.
-
Indeks Domestik: Arus asing menekan saham big caps, namun konglomerasi menopang IHSG. IHSG naik +0,6% WoW. LQ45 -0,91% WoW. Arus asing tercatat masuk +USD 444 juta WoW akibat transaksi crossing.
Pendorong Utama Pekan Ini:
- Data Makroekonomi:
-
Pertumbuhan ekonomi AS 2Q25 +3,8% YoY, di atas ekspektasi (sebelumnya: -0,5%, konsensus: 3,3%).
-
Inflasi PCE AS 2Q25 +2,6% YoY (sebelumnya: 3,5%, konsensus: 2,5%). Agustus 2025 +2,7% YoY.
-
Defisit fiskal Indonesia Jan–Ags 2025 -Rp321,6 triliun (-1,35% PDB vs -0,69% di 8M24), dengan penerimaan turun -7,8% YoY.
-
Pemerintah mengonfirmasi tidak ada kenaikan cukai tembakau setelah beredar rumor.
-
- Peristiwa Geopolitik:
-
AS memberlakukan biaya baru USD 100.000 untuk visa kerja H1-B selama 12 bulan (dengan pengecualian khusus).
-
Indonesia dan Uni Eropa meratifikasi IEU-CEPA, hapus bea impor >90% produk mulai 1 Jan 2027, berdampak positif bagi ekspor Indonesia ~USD 30 miliar.
-
- Sorotan Sektor:
-
Freeport Indonesia kurangi produksi hingga 2026F akibat kecelakaan tambang Grasberg.
-
Bank BUMN sempat tawarkan deposito USD 4% untuk meningkatkan cadangan, namun kemudian dibatalkan.
-
ESDM menangguhkan 190 perusahaan tambang batu bara & mineral karena gagal menyerahkan jaminan reklamasi, diharapkan mengurangi oversupply.
-
Sentimen Pasar:
-
VIX: stabil di 15,3.
-
Pasar Obligasi: yield UST naik ke 4,19% (sebelumnya 4,14%), yield IndoGB naik ke 6,43% (sebelumnya 6,3%).
-
DXY: menguat ke 98,2 didukung data AS. Rupiah melemah ke Rp 16.730/USD.
Prospek Ke Depan:
-
Data dan peristiwa ekonomi penting:
-
Selasa, 30 Sept: Chicago PMI (AS)
-
Rabu, 1 Okt: CPI Indonesia, Neraca Dagang, PMI
-
Jumat, 3 Okt: NFP AS
-
Ringkasan & Rekomendasi:
Berita yang berkembang menciptakan volatilitas pasca reli pemangkasan suku bunga The Fed. Kami tetap menyarankan alokasi taktis pada saham big caps sensitif terhadap arus dana dan saham berbasis keyakinan bottom-up. Antisipasi volatilitas jangka pendek dengan menahan kas 5–10% sebagai buffer.
Rekomendasi:
| PRODUK | 3M PERFORMANCE | YTD PERFORMANCE |
|---|---|---|
| JCI | +17,43% | +14,40% |
| LQ45 | +4,16% | -2,91% |
| Saham | ||
| MITRA A | +5,71% | -1,10% |
| MICB A | +3,63% | -2,76% |
| ASEAN5 | +5,14% | -3,78% |
| MGSED | +5,95% | +9,38% |
| Indeks | ||
| FTSE ESG A | +3,78% | +0,45% |
| ETF | ||
| XMLF | +3,75% | +0,52% |
| Campuran | ||
| MISB | +13,47% | +14,11% |
| MIA | +4,79% | +1,53% |
| Pendapatan Tetap | ||
| MIDU A | +2,74% | +7,45% |
| MIDO2 | +2,29% | +6,31% |
| IDAMAN A | +1,85% | +5,20% |
| Pasar Uang | ||
| MIPU A | +1,11% | +3,34% |
| MMUSD | +0,74% | +2,27% |
*Data diatas adalah data per tanggal 26 September 2025
Info Lebih Lanjut
Hubungi Mandiri Investasi – (021) 526 3505
Email Mandiri Investasi – [email protected]
Mandiri Investasi – www.mandiri-investasi.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana
Written by




Tinggalkan Balasan